Share/Bookmark

Buoy, pelampung besi kapal, Tsunami 1883

No comment yet

Pelampung besi yang sebagian dimakan karat ini menjadi saksi bisu kedahsyatan ledakan Krakatau yang diikuti dengan Tsunami saat kejadian pada Senin pagi 27 Agustus 1883.  Tidak ada prasasti, atau penjelasan lain yang menghidupkan monumen sehingga mampu bercerita kisah "hidupnya" - semua serba memprihatinkan.
Sebetulnya, kedatangan "buoy" atau  masih ada hubungannya dengan sisa rerongsokan kapal perang uap berbendera Belanda bernama Berouw yang terbawa jauh ke gunung di kawasan Tanjung Karang. Kapal ini berkekuatan 30 tenaga kuda dengan panjang 6 kaki (10m) dan empat meriam merupakan kapal "besar" pada jamannya.
Menjelang ajalnya Berouw (remorse - Inggris) sang kapten sempat mengetuk kawat atau morse kepada rekannya kapal Loudon bahwa "arus terlalu luar biasa keras sehingga amat berbahaya merapat di pelabuhan Telok Betung" sehingga ia memutuskan tidak merapat dan turun jangkar.


Lalu kesaksian penumpang Loudon bahwa hari Senin jam 7:45pagi 27 Agustus 1883,  kapal Bearouw terangkat gelombang dan terbanting keras sampai ratusan meter ke sungai Kuripan.  Ternyata bantingan tersebut belum berakhir. Pada jam 10:45 gelombang lebih dahsyat mampu mengangkat kapal setinggi 50 kaki (165m) dan sejauh dua mil (5km) dari awal terdampar.
Diduga semua awak kapal perang yang terdiri dari 4 Eropa dan 24 pribumi tewas.  Jasad kapal hebatpun sudah menyatu dengan tanah, lantaran dimakan karat yang dibawa tetesan air sungai Kauripan.
sumber narasi  : www.mimbarsaputro.wordpress.com

Posting Komentar

LiQuid Fotografi

Komentar Terakhir

Total Tayangan Halaman

37,560
@dodihasan.ads. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Search This Blog

HOME | ABOUT

Copyright © 2011 LAMPUNG SPOT | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGER